AWAL MULA KUE KERING TERCIPTA DARI KETIDAKSENGAJAAN

Nggak terasa sebentar lagi kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Merayakan hari raya ini tidak lengkap rasanya bila tanpa suguhan khas Hari Raya, salah satunya adalah kue kering. Sajian kure kering yang biasa hadir saat Idul Fitri antara lain, nastar, kastengel, lidah kucing, putri salju, dan lain-lain. banyaknya jenis kue kering inilah yang membuat orang tertarik untuk mencicipi. Namun, tahukah kamu bahwa penemuan kue kering adalah bentuk dari ketidak sengajaan?

Kue kering ditemukan pertama kali di Persia yang sekarang lebih dikenal dengan Iran, pada abad ke-7. Penemuannya pun terbilang unik karena ketidaksengajaan tukang roti. Saat itu mereka hendak menentukan suhu oven dengan cara menjatuhkan sedikiti adonan ke dalam oven. Demi mengetahui suhu oven yang tepat, dijatuhkanlah sedikit adonan ke dalam oven oleh si tukang roti. Namun, adonan itu malah terlanjur kering dan dinamakan dengan kue kering.

Kala itu kue kering hanya disajikan bagi kaum bangsawan. Kemudian, kue kering menyebar ke seluruh dunia melalui pedagang muslim. Salah satu wilayah yang ikut memperkenalkan kue kering adalah daratan Eropa. Di Eropa, sejarah kue kering bermula dari Spanyol. Kemudian pada 1596, kudapan ringan ini menjadi makanan yang disajikan untuk kelas menengah di Inggris. Kue kering banyak disukai karena bisa tahan dalam waktu yang cukup lama.

Dari Spanyol Menyebar ke Seluruh Dunia
Kue kering dikenalkan pertama kali di Spanyol, karena negara itu menjadi yang pertama kali berhasil ditaklukkan penguasa muslim. Akhirnya pada abad ke-14, kue kering bisa dinikmati oleh seluruh kalangan Eropa. Masuk abad ke-19, kue kering mulai diproduksi secara masal seiring dengan kemajuan teknologi dalam pembuatan kue. Sekarang, kue kering menjadi kudapa yang wajib ada dalam setiap perayaan di Eropa.

Kue kering masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan. Kue kering yang pertama kali dikenalkan adalah nastar. Awalnya isian nastar bukanlah nanas melainkan blueberry. Namun, karena di Indonesia blueberry sulit ditemukan, maka akhirnya digantilah dengan nanas.