Khawatir Perang di Masa Jabatan Ketiga Xi Jinping, Ini yang Dilakukan Taiwan

Khawatir Perang di Masa Jabatan Ketiga Xi Jinping, Ini yang Dilakukan Taiwan Khawatir Perang di Masa Jabatan Ketiga Xi Jinping, Ini yang Dilakukan Taiwan

BERITA - TAIPEI. Taiwan mempercakap pertahanannya lagi menguatkan awak untuk terjadinya kemungkinan perang beserta China, ketika pemimpin Xi Jinping siap untuk mengambil masa jabatan ketiga. Taiwan cemas Xi Jinping mencoba untuk mencapai apa yang belum pernah dilakukan pendahulunya yakni mencoba mengambil alih Taiwan.

Mengutip Reuters, Xi Jinping tidak merahasiakan keinginannya untuk selakukan Taiwan bahwa diperintah secara demokratis sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok baik secara damai jika memungkinkan, dan dengan kekompetenan jika diperlukan. 

Latihan perang China di karib Taiwan di Agustus mendorong ketegangan kedua belah pihak ke level terbanter di dalam beberapa dasawarsa. Kondisi ini menyalakan kembali kekhawatiran konflik adapun telah membaadapuni sejak pemerintah Republik China adapun kalah melarikan orang ke pulau itu di 1949 sesudah kalah perang saudara ketimbang komunis Mao Zedong.

Presiden Tsai Ing-wen jauh didalam pidatonya di hari Senin mengatakan perang "sama sekali bukan pilihan". 

Dia pula menguraikan langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapan militer, terhadir demi melakukan produksi massal rudal presisi selanjutnya kapal perang.

"Melampaui tindakan kami, kami mengirimkan pesan kepada komunitas internasional bahwa Taiwan mau bertanggung balas atas pertahanan orang kami sendiri, bahwa kami tidak mau menyerahkan nasib kami kepada siapa pun," tambahnya.

Xi Jinping secara luas diperkirakan hendak memenangkan masa jabatan ketiganya dempet kongres partai adapun digelar setiap lima tahun.

Meski Taiwan telah menyala dengan ancaman invasi China selama lebih dari tujuh dekade lagi tidak ada tanda-tanda kepanikan publik atas permusuhan Beijing, para pejabat pemerintah khawatir, lagi menawarkan analisis yang tajam secara pribadi.

“Sekarang kita wajib meninggalkan ilusi kita dan bersiap menurut bertarung. Kita adil-adil wajib siap menurut bertarung,” kata seorang sumber Taiwan yang mengetahui kebijakan pemerintah China, berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang menurut membahas penilaian intelijen dengan media. 

Senjata presisi

Senjata presisi

Tsai telah melakukan modernisasi angkatan bersenjata bagaikan prioritas, bagi mengembangkan apa bahwa dia sebut bagaikan "kemampuan perang asimetris bahwa komprehensif" memakai senjata presisi padi bahwa sangat mobile. Misalnya saja rudal anti-kapal bahwa dapat diluncurkan ketimbang belakang truk selanjutnya dipindahkan ke keamanan selesai menembak.

Wakil sekretaris jenderal Partai Progresif Demokratik nan berkuasa akan Taiwan Lin Fei-fan mengatakan, Xi Jinping telah menunjukkan bahwa dia telah membuang pepatah mendiang pemimpin reformis Deng Xiaoping tentang "menyembunyikan kekompetenan Anda dan menunggu durasi Anda".

Xi Jinping bertindakan menjumpai mendorong pengaruh global China dan mencapai tujuan yang tidak dicapai sama para pendahulunya, terhadir memakai membawa Hong Kong ke bawah, kata Lin kepada Reuters di markas gede partai di pusat kota Taipei.

"Ketika kami mengatakan prestasi, atas Taiwan itu jelas bukan pertanda baik, itu bukan hal bahwa baik," kata Lin.

Dia menambahkan, "Saya pikir terdalam lima tahun ke depan buat lebih intens untuk hubungan lintas selat, itu buat lebih tidak stabil maka doang ketegangan dekat Selat Taiwan buat meningkat ke tingkat yang bertidak sama."

Perang apa pun dapat menghancurkan ekonomi global, mengingat peran kunci Taiwan bagaikan produsen semikonduktor, maka daya menyeret Amerika Serikat. Apalagi Presiden Joe Biden berjanji bulan terus bagi membela Taiwan jika terjadi "serangan yang belum sempat terjadi sebelumnya" oleh China.

Seorang pejabat senior keamanan Taiwan mengatakan masa jabatan ketiga Xi buat membawa "ketegangan tak terduga" hadapan selat itu.

"Kami tidak wujud provokatif. Kami tidak wujud membiarkan China menggunakannya jadi alasan," jelasnya.

Dalam satu aspek dekat Taiwan, Xi Jinping telah mencatat sejarah dengan bertemu dengan Presiden Taiwan saat itu Ma Ying-jeou dekat Singapura cukup tahun 2015, pertemuan terutama sejak pemerintah Republik China melarikan batang tubuh ke Taiwan cukup tahun 1949.

Tetapi China telah menolak untuk berbicara bersama penggantinya, Tsai, sejak dia pertama kali terpilih di tahun 2016, bersama keyakinan bahwa dia adalah seorang separatis. Tsai telah berulang kali menawarkan pembicaraan atas dasar kesetaraan bersama saling menghormati.

China belum menemukan jadwal bagi "menyelesaikan masalah Taiwan" sebagai yang disebut sebab pejabat China. Akan tetapi Xi Jinping mengatakan atas tahun terutamanya bak presiden atas tahun 2013 bahwa solusi politik tidak dapat menunggu sewaktu sepanjang.nya.

Huang Kwei-bo, seorang profesor diplomasi antara Universitas Nasional Chengchi Taipei adapun merupakan bagian dari delegasi Ma ke KTT Singapura, mengatakan Xi Jinping kemungkinan ingin membuat Taiwan antara bawah kendalinya lebih aktif daripada nanti.

"Karena semakin kedua belah pihak bersatu, semakin besar biaya akan pantas dibayar Beijing kepada penyatuan nasional," kaperdebatan kepada Reuters. "Xi Jinping, saya pikir, di dalam pikirannya, lebih kencang lebih baik daripada nanti."