Kondisi Ekonomi Semakin Baik dalam Semester II 2023, IHSG Bisa ke 7.600

Kondisi Ekonomi Semakin Baik dalam Semester II 2023, IHSG Bisa ke 7.600 Kondisi Ekonomi Semakin Baik dalam Semester II 2023, IHSG Bisa ke 7.600

BERITA - JAKARTA. Samuel Sekuritas mempertahankan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2023 di level 7.600, mencerminkan price to earning ratio (PER) 15,0x.

Target ini berdasarkan proyeksi terhadap laba steril emiten-emiten IHSG yang secara agregat dapat tumbuh 7,7% tahun ini.

Head of Research Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi mengatakan, sebagian agam perusahaan dalam coverage Samuel Sekuritas sudah merilis laporan keuangan kuartal I-2023.

Secara agregat, laba bening emiten-emiten terhormat naik 14,4% year on year (YoY) dan meningkat 41,2% dibanding kuartal sebelumnya.

Dari 72 perkeaktifanan, sederas 28% membukukan hasil yang sejalan beserta prediksi Samuel Sekuritas. Sementara itu, sederas 26% mencatatkan kinerja yang lebih tidak sombong dari perkiraan membarengi 46% sececah lebih lembek dari estimasi.

Untuk ke depannya, Prasetya melihat, kondisi perekonomian Indonesia atas semakin membaik demi semester 2 2023 bahwa demi akhirnya membawa efek positif ke pasar bantuan.

Hal ini didukung karena meningkatnya permintaan domestik berkat adanya berbagai pengeluaran terkait hajatan pemilihan global (pemilu) 2024.

Penurunan harga komoditas lagi buat melontarkan tingkat inflasi berlanjut turun atas paruh kedua tahun ini. Di akhir tahun 2023, Samuel Sekuritas memprediksi tingkat inflasi buat berada hadapan 2,8% YoY.

Di sisi lain, penurunan harga komoditas kemampuan mengubah neraca berjalan Indonesia mengenai surplus (1,5% mengenai PDB 2022) dalam defisit (-0,1% mengenai PDB 2023).

Geliat investor asing bahwa diterima ke pasar aktiva Indonesia juga memerankan faktor pendukung lainnya. Prasetya mencatat, arus diterima biaya asing ke pasar obligasi bahwa mencapai Rp 59,4 triliun sejak awal 2023 telah membawa rupiah menguat ke Rp 14.800, melalui Rp 15.600 dekat akhir tahun lalu. Sejalan lewat itu, yield obligasi turun ke 6,5% melalui 7,1% pada akhir 2022.

"Kondisi ini dapat membantu meningkatkan nilai ekuitas di dalam jangka lama karena Indonesia dianggap sebagai 'safe haven' di tengah meningkatnya volatilitas makro global demi konsumsi rumah tangga domestik nan defensif," tutur Prasetya di dalam risetnya, Rabu (17/5).

Melihat perkembangan ini, Samuel Sekuritas menilai, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sudah mencapai puncaknya dan kemungkinkan mengacu siklus penurunan atas semester 2 2023.

Besaran pemangkasannya akan bergantung atas berbagai ciri global, eksklusifnya kebijakan moneter The Fed di masa menbertandang.

Samuel Sekuritas yakin, sektor perbankan, telekomunikasi, dan barang konsumsi akan tetap memerankan pendorong utama pertumbuhan laba bersih emiten IHSG di 2023.

Margin perbankan Indonesia hendak meningkat demi dalam kuartal-kuartal menberlabuh berkat likuiditas yang masih melimpah dan kemampuan membatasi penurunan margin.

Sektor perbankan membukukan pertumbuhan laba ceria secara agregat sehebat 30,3% YoY pada kuartal I-2023. Hal ini didorong oleh akselerasi pertumbuhan pinjaman, provisi nan lebih keji, maka net interest margin (NIM) nan terkendali meskipun ada kenaikan suku bunga deposito menjelang Ramadhan/Idul Fitri.

Kemudian, sektor barang konsumsi diprediksi membukukan pertumbuhan akurat dekat sisa tahun ini. "Hal ini didukung menjumpai pertumbuhan ekonomi, upah minimun yang lebih keras, momentum pemilu, dengan strategi ekspansi yang sangat baik," kata Prasetya.

Tiga dari lima perusahaan barang konsumsi paling dalam coverage Samuel Sekuritas, yaitu ICBP, KLBF, selanjutnya SIDO diperkiraan mencatatkan pertumbuhan double digit tahun ini. Pada kuartal I-2023, sektor barang konsumsi membukukan kenaikan laba ceria secara agregat 39,1% yoy.

Pertumbuhan terkemuka dapat tercapai berkat perdoyan membantuan margin karena kenaikan rata-rata harga jual bahwa agresif serta penurunan harga gandum bersama CPO.

Untuk sektor telekomunikasi, Samuel Sekuritas melihat katalis akurat berupa trickle-down effect pada semester 2 2023 dari pemilu lagi persaingan yang lebih matang dalam inkartontri.

Cek Berita dan Artikel yang lain antara Google News

Restitusi Pajak April 2023 Turun 13,47%, Ditjen Pajak: Kondisi Ekonomi Semakin Baik

Sri Mulyani: Kondisi Perekonomian Global Makin Positif dempet Semester II 2023

Dirjen Pajak Sebut Pemotongan Pajak Natura Mulai Berlaku Semester II-2023

Totalindo Eka Persada (TOPS) Berhasil Catatkan Kinerja Positif atas Semester II-2022

Bank BJB Gelar Business Review Semester II 2022 selanjutnya Executive Workshop 2023

Gubernur BI Optimistis Inflasi Semester II 2023 Bisa dempet Bawah 4%